1. Kesenian Reog Ponorogo
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008) Kesenian yang memiliki kata dasar “seni” dan memiliki arti
“kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa)”.
Sedangkan Reog adalah sebuah kesenian tradisional yang merupakan perpaduan
antara tari-tarian dan gerakan akrobatik yang diiringi dengan gamelan sebagai
pengatur irama dalam pertunjukan tiap pementasannya. Kesenian Reog berasal dari
propinsi Jawa Timur tepatnya kabupaten Ponorogo.
2. Legenda dan Sejarah Reog
Ponorogo
Menurut legenda masyarakat
Ponorogo kesenian Reog ini menceritakan tentang perjuangan seorang raja yang
akan melamar seorang permaisuri namun pada akhirnya sang raja gagal untuk
meminang sang putri dan terciptalah pertunjukan yang belum pernah ada
sebelumnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009) legenda adalah sebuah
cerita rakyat pada zaman dahulu yang berhubungan dengan peristiwa sejarah.
Sedangkan, menurut sejarahnya
awal terciptanya kesenian ini sekitar tahun 1200 masehi oleh seorang patih
Bantarangin bernama Raden Klana Wijaya atau biasa disebut Pujonggo Anom adalah
sebuah pertunjukan satir yang mana di tujukan untuk seorang raja bernama Raden
Klono Sewandono yang terlalu tunduk kepada permaisurinya yang mengakibatkan
sang Raja lalai dalam memimpin negerinya.
3. Reog Ponorogo dari Masa kemasa
Makna yang terkandung dalam
Pentas seni Reog Ponorogo adalah sebuah pertunjukan satir yang ditujukan bagi
seorang raja dimasa kejayaan Majapahit yang terlalu tunduk oleh Permaisurinya,
yang diciptakan oleh seorang patihnya. Dengan mementaskan pertunjukan tersebut
patih mencoba mengumpulkan masa dan bala tentara untuk menggulingkan
pemerintahan yang hampir jatuh untuk kembali mendirikan kerajaan Majapahit yang
sebenarnya. Perekrutan masyarakat saat itu untuk dijadikan bala tentara dan
dilatih oleh sang patih yang kemudian menjadi seorang Warok.
Warok sendiri selain merupakan
prajurit atau orang yang memiliki kekuatan kanuragan, biasanya dijadikan
sebagai pemimpin suatu desa pada masa-masa penjajahan. Selain itu tradisi
gemblak mulai dihilangkan oleh para Warok sekitar tahun 1980. Tradisi gemblak
merupakan sebuah tradisi dimana para Warok menjaga ilmu kanuragannya dengan
memelihara anak kecil yang tampan untuk dijadikan teman teman tidurnya.
Dikarenakan para Warok mendapat pantangan
untuk tidak melakukan hubungan dengan wanita atau istrinya. Dikarenakan norma
di masyarakat sudah berubah maka tradisi ini digantikan menjadikan para gemblak
sebagai anak asuh dari para Warok, mereka disekolahkan dan dirawat seperti anak
mereka sendiri. Biasanya para gemblak adalah para penari jathilan atau biasa
disebut juga penari kuda kepang. Semenjak saat itu para penari jathilan dapat
dimainkan oleh anak perempuan.20
4. Penyebaran Kesenian Reog di
Luar Ponorogo
Kesenian Reog tidak hanya
Berkembang dan tumbuh hanya di kabupaten Ponorogo saja, Kesenian ini juga
berkembang di daerah sekitar Kabupaten Ponorogo seperti Magetan, Madiun, Ngawi,
Pacitan, Kediri. Beberapa daerah di provinsi Jawa Tengah ada beberapa kesenian
yang hampir mirip dengan Reog Ponorogo hanya saja cerita dan penari yang
digunakan berbeda-beda. Seperti di daerah Semarang ada kesenian yang bernama
Reog namun kesenian ini tidak menggunakan Singo Barong atau penari Barongan,
dan hanya menampilkan Raden Kelono Sewandono dan Pujangga Anom saja.
Selain itu kasus klaim Kesenian
Reog oleh pemerintah Malaysia beberapa waktu lalu sebenarnya bukan murni dari
pihak Malaysia yang ingin mengambil kesenian asli Ponorogo. Hanya saja ada
beberapa masyarakat Ponorogo yang bermigrasi ke Malaysia dan membentuk sebuah
komunitas yakni dengan mendirikan perkampungan yang memang didominasi oleh
masyarakat Ponorogo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar